Masa bhakti kepengurusan Pimpinan Ranting IPM Sekolah Akhlaq SMP Muhammadiyah 9 Surabaya periode 2022/2023 akan berakhir. Berbagai persiapan dilakukan untuk regenerasi kepengurusan yang baru salah satunya dengan merealisasikan program kerja bidang perkaderan, open recruitment.
Dilaksanakan selama dua hari (26-27/9/23) kesempatan ini bebas diperuntukkan untuk peserta didik kelas VII dan VIII yang ingin bergabung dalam pengurus organisasi tingkat sekolah itu.
Untuk menjaring peserta didik yang memiliki kesungguhan berorganisasi demi memajukan Pimpinan Ranting IPM Sekolah Akhlaq, kegiatan open recruitment dilaksanakan melalui dua tahapan. Mengaji dan wawancara, dimana masing-masing dihandle langsung oleh Ustazah Yuni, Ustazah Salsabila, Ustazah Risa, Ustazah Ika, Ustad Rifqi dan Ustad Farid.
Tes baca Al-Qur’an menjadi tahapan pertama yang harus diikuti oleh peserta didik yang sudah mendaftarkan dirinya sebagai calon pengurus IPM. Memang bukan menjadi syarat utama namun untuk tes mengaji ini menjadi poin plus atau tambahan jika bisa melakukan dengan baik dan lancar. Tujuan lain dari tes mengaji ini untuk mencari kader yang mumpuni dalam baca Al-Qur’an sebab salah satu program kerja bidang KDI adalah memimpin muroja’ah dan doa setiap pagi.
Berbeda dengan suasana tes mengaji yang terlihat santai namun tetap khusyu’, pada pelaksanaan tes wawancara peserta didik terlihat begitu tegang seakan menghadapi ujian sekolah. Tak jarang dari mereka mondar mandir menunggu giliran dipanggil dengan mengintip jendela ruangan untuk melihat kondisi wawancara yang sedang berlangsung. Bahkan ada yang sampai menangis ketika keluar ruangan.
“Saya menangis takut jika tidak diterima karena tadi kurang maksimal dalam menjawab pertanyaan”, ungkap salah satu peserta didik dari kelas VII yang mengikuti seleksi.
Memang tidak mudah karena tahapan proses wawancara memiliki bobot besar sebagai pertimbangan dalam penerimaan. Pertanyaan yang diberikan adalah syarat jika ingin bergabung menjadi pengurus Pimpinan Ranting IPM Sekolah Akhlaq.
Pertama, mampu menjaga integritas. Artinya bertindak secara konsisten antara apa yang disampaikan dengan aksi nyata yang dilakukan. Dalam hal ini dilihat tidak hanya ketika proses wawancara namun juga perilaku keseharian di sekolah.
Kedua, memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasi. Artinya peserta didik mampu menunjukkan sikap dukungan secara konsisten kepada organisasi. Tidak melakukan tindakan yang melanggar aturan serta mendahulukan kepentingan organisasi daripada kepentingan individu.
Ketiga, memiliki kredibilitas dalam berorganisasi. Peserta didik harus mampu menunjukkan kualitas dirinya dan dapat bekerja sesuai job desk secara profesional.
Terakhir, mampu menjadi problem solver yang baik. Dalam berorganisasi karakter ini sangat dibutuhkan dalam penyelesaian masalah sehingga apapun masalah yang dihadapi bisa ditemukan solusi terbaik.
“Sebenarnya syarat tersebut dasar yang harus dimiliki kader dalam berorganisasi sehingga tujuan yang diharapkan bisa tercapai”, jelas Ustad Hafid selaku pembina PR IPM Sekolah Akhlaq. (Risalatin N.)