Foto peserta didik sedang membuat cookies dengan olahan empon-empon

SMP Muhammadiyah 9 Surabaya sebagai sekolah penggerak terus maju bergerak untuk meningkatkan capaian belajar peserta didiknya secara holistik baik secara kognitif maupun non kognitif (karakter). Salah satu projek dalam kurikulum merdeka yang juga dilakukan oleh sekolah akhlaq guna meningkatkan kompetensi non kognitif peserta didik adalah kegiatan projek penguatan profil pelajar pancasila (P5).

Dilaksanakan dengan sistem blok selama satu pekan full Senin-Jum’at (22-25/8/23) kegiatan tersebut melibatkan seluruh peserta didik kelas VII, VIII dan IX secara berkelompok dengan pendampingan ustad/ustazah. Tema yang dipilih untuk P5 perdana ini adalah kearifan lokal dengan sub tema empon-empon.

Kegiatan diawali dengan peserta didik mengenal jenis empon-empon mulai dari bentuk, rasa, ciri khas bau hingga manfaatnya sebelum nantinya akan diolah sesuai kesepakatan kelompok. Mereka diberikan kesempatan untuk eksplorasi menentukan sendiri olahan yang akan dibuat, memilih bahan-bahan hingga terjun langsung mengolahnya.

Menurut Ustazah Rita selaku kaur kurikulum pelaksanaan P5 pertama ini membuatnya sangat bangga karena berjalan diluar ekspektasi. Peserta didik mengikutinya dengan baik. Hal itu dibuktikan dengan beraneka ragamnya olahan empon-empon yang dihasilkan.

“Ternyata anak-anak ini memiliki potensi luar biasa dalam keterampilan memasak, mereka mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik. Olahan empon-empon yang dibuat beraneka ragam”, jelasnya.

Tidak hanya belajar mengenali empon-empon saja, desain label produk olahan juga mereka pelajari melalui aplikasi canva sehingga kemasan terlihat lebih menarik ketika disajikan.

Foto hasil karya peserta didik produk minuman olahan dari empon-empon

Beraneka ragam empon-empon berhasil diubah menjadi produk makanan, minuman, snack hingga produk kecantikan. Diantaranya seblak, olahan laos untuk taburan ayam goreng, puding jahe, bolu jahe, cookies, permen jahe, kunyit asam, susu jahe dan yang paling unik kunyit disulap menjadi masker untuk wajah.

Melihat hal tersebut ustad/ustazah selaku penilai merasa senang dan bangga dengan proses yang ditunjukkan oleh peserta didik. Produk yang sudah dihasilkan mulai dari awal mengenali jenis empon empon sampai dengan olahan jadi membuktikan bahwa peserta didik belajar untuk membentuk karakter sesuai dengan profil pelajar pancasila.

“Semoga ke depan peserta didik mampu secara terus menerus menggali potensi yang dimilikinya dan pastinya mempunyai karakter pancasila (profil pelajar pancasila)”, ujar Ustazah Devie selaku fasilitator kegiatan P5. (Risalatin N.)